Social Icons

Pages

Monday, April 15, 2013



Semenjak diskusi malam  itu, rasanya diri ini harus semakin banyak lagi istikharah, mendekat erat ke Rabb Yang Menakdirkan dan Yang Maha Mengetahui Kebaikan bagi setiap hamba-Nya,  meminta petunjuk dengan banyak-banyak berdoa, untuk mendapatkan mana yang terbaik.

Sebuah  tugas berat dan  juga terpenting sebagai seorang lelaki. Sebuah pilihan sulit yang tidak bisa diputuskan sambil lalu. Tidak bisa di ulang dan hanya boleh sekali seumur hidup. Jangan sampai salah  memilih karena ketika sudah memilih maka keputusan ini akan berlaku selamanya. Bahkan tidak hanya didunia tetapi juga akan dimintai pertangggung jawabannya nanti di kehidupan yang kekal abadi yaitu kehidupan akhirat.

Apa ituu....??? Iya, tugas itu adalah ketika harus memilih istri dan sekaligus  memilihkan calon  ibu buat anak-anak nanti :)

Sidang pembaca sekalian bisa mengira-ngira arah tulisan ini akan berlanjut...???

Maaf  ya buat para kaum hawa sekalian. Sudah menjadi fitrahnya kaum lelaki itu adalah membanding-bandingkan di antara satu calon dengan yang lain. Tidak puas hanya dengan yang satu, tetapi  biasanya ada beberapa alternatif pilihan lain. Ya meskipun ada juga beberapa yang fokus pada satu pilihan, tetapi kebanyakan juga memiliki beberapa pilihan meskipun tetap memiliki kecondongan ke yang satu. Dengan si A atau si B? Menimbang-nimbang positif negatifnya, kebermanfaatan dan kebaikannya untuk kehidupannya kelak..

“Laki-laki itu punya hak untuk memilih dan wanita juga punya hak untuk menolak”.

Jadi buat kaum hawa jadikanlah dirimu layak untuk dipilih. Dan untuk kaum lelaki dewasalah ketika memilih. Jangan egois dalam memilih pasangan. Karena ada hak untuk calon anak-anakmu kelak yaitu berhak mendapatkan seorang imam dan ibu yang terbaik.

Ada orang bijak pernah berkata,

 “Jika seorang pria itu dipilih karena kedewasaannya maka seorang wanita dipilih karena kesiapannya.”

Terlepas dari itu, sebagai seorang muslim tentunya ada yang harus dijadikan pegangan yaitu sebaik-baik tuntunan Rasulullah SAW, bahwa dalam memilih pasangan  yang perlu utamakan adalah agamanya, supaya kamu jadi orang yang beruntung.

“Wanita itu dinikahi karena 4 hal, karena kecantikannya, karena hartanya, karena nasabnya, dan karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya supaya kamu beruntung.

Dalam sebuah buku psikologi yang pernah saya baca menyebutkan bahwa, laki-laki dan wanita itu sangat berbeda. Lelaki itu berpikir dengan mengedepankan logika sedangkan wanita lebih ke emosi. Lelaki itu butuh pertimbangan dari banyak hal dan tidak cukup sebentar dalam memutuskan sesuatu. Iya, memang butuh waktu lama, tetapi tatkala ia sudah mendapatkan  sebuah keyakinan itu, tidak akan ada yang akan menghentikannya. Biarpun harus mendaki gunung tertinggi atau menyelami laut terdalam sekalipun semua akan ia lewati. #halahh.

Lalu bagaimana dengan wanita? kalau wanita kemungkinan ia lebih emosional atau mengedepankan emosi. Ia akan memutuskan sesuatu sesuai apa yang ia rasakan saat itu. Jadi seringkali wanita itu gampang banget dibikin emosinya naik dan turun. Gampang bahagia tetapi juga sekaligus gampang nangis. Betul nggak sih??? karena itu lah Allah menciptakan manusia saling berpasang-pasangan karena secara fitrah keduanya saling membutuhkan. Dan Allah juga telah menjadikan laki-laki adalah sebagai imam (pemimpin) bagi kaum wanita karena telah Allah lebihkan sebagian mereka (laki-laki) diantara sebagian yang lain (kaum wanita). ( An-Nisa:34)

Kembali lagi lagi ke topik. Selain aspek agama, visi hidup dan kecocokan hati, ada hal yang lain yang tidak kalah penting ketika dalam memilih pasangan, hal itu adalah ridho orang tua. Setelah menemukan seseorang yang dirasa cocok maka tugas selanjutnya adalah meminta keridhoan orang tua. Karena menikah tidak cukup hanya menyatukan dua insan tetapi juga menyatukan dua keluarga. 

Seandainya dalam proses pranikah saja tidak klop maka jangan sampai untuk dipaksakan. Karena badai setelah pernikahan jauh lebih dahsyat ketimbang proses pranikah. untuk itu harus sedia ilmu dan kesiapan untuk menghadapinya. Belajarlah jadi pasangan yang bisa dijadiakan tempat berpegangan antara satu dengan yang lainnya.

Ada beberapa tipe orang tua dalam memperlakukan anaknya. Ada yang menyerahkan semua keputusan kepada sang anak. Ada juga yang mungkin memiliki kriteria yang diinginkan oleh orang tua terhadap sang calon. Tentunya ini sah-sah saja, tidak ada larangan untuk itu.

Ketika mendapati orang tua dengan tipe yang pertama tentunya ini keberuntungan karena tidak ada halangan lagi rasanya untuk segera melangsungkan pernikahan. Ada 3 hal yang harus  disegerakan dan nggak boleh ditunda-tunda kata Rasul, yaitu membayar hutang, mengebumikan jenazah, dan satu lagi adalah menikah. Kalau 3 hal ini tidak segera dilakukan, maka akan ada mudhorot yang ditimbulkan.

Lalu bagaimana jika mendapati orang tua kita adalah tipe yang kedua? Ini bukan pula keberuntungan tetapi juga bukan sebuah kerugian, kita hanya perlu usaha yang lebih dari biasa. Karena sebenarnya semua orang tua pada prinsipnya sama, hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Kalau orang tua menghendaki kriteria sang calon semisal harus yang satu suku, satu etnis, atau satu lingkungan yang dekat misalnya. Maka sepatutnya kita menghargainya. Meskipun tidak ada dalam agama ajaran seperti itu, tetapi berhubung orang tua yang menyampaikan haruslah di hormati. Jangan menolak tetapi jangan juga mengiyakan.  

Jangan sampai memaksakan kehendak, karena ketika orang tua tidak ridho dan kita tetap memaksakan diri, berhati-hatilah karena tidak ada sesuatu akan menjadi baik dan berkah jika orang tua tidak merihoi.

Ridhaallah biridhal walidain.” Ridha Allah SWT tergantung ridho orang tua.

Semua perlu proses,  tatkala ada masalah dalam perjalanan menuju pernikahan itu adalah hal yang wajar. Yakinlah setiap masalah yang datang akan membuat kita menjadi lebih kuat dan dewasa. Semoga Allah SWT meringankan langkah kaki kita menuju dalam kebaikan.   

Menutup tulisan kali ini ijinkan saya mengutip 2 nasehat bijak bagi pembaca yang tengah dalam penantian.

"Yakinlah engkau wahai lelaki, Palaut yang handal tidak akan dihasilkan dari laut yang tenang. Ketika Allah memberimu masalah bertubi-tubi, sesungguhnya Dia bermaksud untuk menguatkanmu menjadi seorang imam (pemimpin) yang tahan uji."

"Begitupun engkau wanita. Yakinlah, ketika Allah memberimu airmata selama penantian, sesungguhnya Dia sedang mempersiapkanmu menjadi seorang istri yang lebih tangguh dalam menghadapi cobaan."

Sekian.

Sunday, April 14, 2013

Filosofi Cermin

Mau share filosofi menarik tentang “cermin". Rasulullah pernah berkata, ” Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.... “

Tatkala kita bercermin dan menemui sesuatu yang tidak kita sukai. Apakah yang akan kita lakukan? Merubah cermin???

Ternyata hal  terbaik yang dilakukan apabila melihat suatu kotoran pada cermin adalah merubah diri bukan merubah cermin.

Begitupun dengan saudara kita sesama  mukmin. Apabila kita melihat ada kebaikan atau pun kejelekan yang tidak kita sukai. Maka perhatikanlah diri kita.

Perlakukanlah saudara kita sebagai cermin diri. Jika yang kita lihat adalah akhlak mulia pada saudara kita, maka sepatutnyalah kita meneladaninya.

Jika yang kita lihat adalah aib dan keburukannya, maka  sudah sepatutnya kita untuk koreksi diri.

Karena lingkungan disekitar kita merepresentasikan seperti apa diri kita.

Begitu pun berlaku dengan partner, sahabat, atau pasangan. Ketika kita melihat ada keburukan padanya, mungkin seperti itu juga diri kita.

Maka tidak perlu untuk mengolok-olok, mencemooh,  apalagi sampai menyalahkannya.

Karena itu sama halnya dengan kita mengata-ngatai bayangan cermin kita sendiri.

Tidak akan mungkin menuntut bayangan untuk berubah cermin tapi kita sendiri tidak berubah.

Maka ketika ingin lingkungan, partner, jodoh, sahabat yang baik, tidak ada jalan lain selain diri kita menjadi baik  :)

Wednesday, April 10, 2013

Kerikil Kecil



Jangan menganggap remeh kebiasaan-kebiasaan kecil, karena bangunan yang paling kokoh sekalipun tersusun dari semen dan kerikil.

Hal besar selalu dimulai dari hal yang kecil-kecil.

Jangan harap bisa melakukan perubahan yang besar kalau masih menyepelekan hal-hal kecil.

Seringkali kita harus diberi peringatan keras dulu baru kemudian kita tersadar

Setelah kita ditimpa bencana besar,  kita baru sibuk mempersiapkan  diri.

Ketika kesehatan sudah memberikan alarm gawat, kita baru sadar ternyata pola makan kita salah.

Ketika kita sudah jatuh sakit barulah memikirkan buruknya kebiasaan hidup kita.

Setiap kebiasaan selalu membawa kensekuensi, bisa positif atau bisa juga negatif.

Waspadailah apa yang sering kita lakukan apakah positif atau negatif.

Dari hal-hal kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang!

Selalu tanyakan ke hati nurani karena hati nurani akan menunjukkan kepada kebenaran.

Apakah ini baik untuk saya?

Apakah ini baik untuk masa depan saya? agama saya? keluarga saya? Anak-anak saya? Lingkungan sekitar saya? 

Carilah jawaban dari setiap pertanyaan dan biarkan hati nurani kita yang menjawabnya

Tidak ada kata terlambat untuk perubahan yang lebih baik.

Sudahkah kita memastikan hidup kita berjalan ke arah yang lebih baik?

Sunday, April 7, 2013


Semakin besar yang kita inginkan, maka semakin besar pula pengorbanannya 

Tidak ada keberhasilan atau kesuksesan dengan persiapan yang  sekedarnya

Keinginan besar sudah semestinya diiringi dengan persiapan, investasi, dan pengorbanan yang besar dibandingkan yang lainnya

Bagaimana cara menginginkan sesuatu yang belum pernah kita dapatkan adalah dengan menggunakan cara-cara  yg belum pernah kita lakukan.

Bagaimana cara  mendapatkan hasil diatas orang rata-rata adalah  membangun kebiasaan diluar orang  kebanyakan.

Mau pilih jalan mudah atau jalan yang tidak mudah? Pilih jalan yang mudah jika ingin seperti orang kebanyakan.

Dan hanya orang istimewa yang berani mengambil jalan yang tidak mudah.

Karena cara yang tidak tidak mudah itu banyak godaaan, butuh pengorbanan dan perlu waktu yang tidak sebentar, sehingga hanya sedikit orang yang mau melakukannya

Ingat, "Hasil yang didapat sepadan dan sesuai dengan yang dikeluarkan." 

Semua berlangsung sesuai hukum alam yang telah ditetapkan-Nya.

Hanya orang-orang istimewa yang memilih mengerjakan sesuatu diluar kebiasaan yang akan memperoleh hasil yang  tidak pernah orang lain dapatkan

Hanya orang-orang luar biasa yang berani berkorban lebih banyak yang akan meraih prestasi diatas orang kebanyakan

Sekarang pertanyaannya,  mau jadi yang biasa atau  istimewa?

Labels

 

My Friends

My Twitter