Social Icons

Pages

Monday, October 22, 2012



Apa kabar temen-temen semua? Semoga selalu semangat dan diberikan kemudahan  dalam menjalankan aktivitas keseharian temen-temen. Pada kali ini saya mau melanjutkan cerita petualangan saya mewujudkan impian di Mahameru. Tidak ada yang lebih indah di dunia ini, dibandingkan ketika melihat impian kita benar-benar terwujud menjadi kenyataan. Rightt??

Bagi temen2 yang belum sempat baca kisah sebelumnya silakan bisa baca di sini dulu deh biar nyambung. hehe... 
Nih --> Mahakarya dari Yang Maha Cinta, "Mahameru" (part 1)

Terakhir perjalanan kami sampai di sebuah danau yang diapit di antara pegunungan dan perbukitan di sekelilingnya. Suhu yang cukup dingin membuat hampir  setiap hari terutama pagi dan sore danau ini selalu tertutup kabut tebal. Saya sungguh beruntung waktu itu cuaca sangat cerah dan bersahabat sehingga sy bisa menikmati keindahan danau ranukumbolo sepuasnya. Di sekitar danau banyak ditumbuhi pepohonan, cemara, pakis, dan semak belukar. Selain digunakan sebagai tempat memancing bagi para pendaki, karena terdapat banyak ikan di situ. Banyak juga saya temukan bunga abadi, bunga favorit bagi para pendaki gunung, yaitu edelweiss yang selalu menebarkan pesonanya kepada siapa saja yang melihatnya. Langit yang benar-benar biru cerah waktu itu melengkapi kesempurnaan indahnya mahakarya dari Sang Pencipta jagad raya ini. Tidak salah dan tidak keliru kalau para pendaki menjuluki danau ini sebagai “Surganya Mahameru”. hehe

(edelweiss ranukumbolo)

(pepohonan dan perbukitan ranukumbolo)

Setelah membuat sarapan dan minuman hangat, dan telah dirasa cukup untuk memulihkan energi yang telah terkuras.  Maka kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Dari tanah lapang tempat memasang tenda, kami berjalan ke arah perbukitan dengan mengelilingi danau. Di sana di suatu tanah lapang yang lain banyak juga kami jumpai para pendaki yang membangun tenda. 

Kalau di sini, pas sekali rasanya kalau mau melihat dan menunggu sunrise dari sela sela bukit itu”,  pikir saya. 

Berhadapan langsung dengan danau dan dua bukit di seberang danau sana. Mungkin karena lokasi yang strategis inilah di sini dibangun pos untuk peristirahatan. Bangunan kayu yang cukup terawat dan cukup bagus untuk ukuran bangunan di gunung.

(view yang pas, sunrise biasa dari tengah bukit itu)

(pos peristirahatan ranukumbolo)

Pada waktu itu kebetulan sekali sedang ada syuting film “5 cm” yang bersetting di ranukumbolo. FIlm yang di angkat dari novel best seller, karya Doni Dirgantoro, dengan judul yang sama. Novelnya sangat menginspirasi dan buaagusss bangettt. Saya tidak bisa berkata-kata lagi selain itu. Baca aja pokoknya! Rugi deh nggak baca novel sebagus itu !

Setelah istirahat sebentar kami melanjutkan perjalanan, di depan sudah menunggu tanjakan yang lumayan cukup terjal, saya perkirakan kemiringannya sekitar 50-60o. Dari bawah tampak 2 bukit kembar yang sejajar membentuk lambang hati. Mungkin ini lah kenapa tanjakan ini dinamakan, “tanjakan cinta”. Baguss banget ya namanya.??? 
Oh ya, katanya ada mitos, kalau mendaki di tanjakan cinta dan tidak berbalik ke belakang sampai di atas bukit, dengan membayangkan orang yang kita cintai, maka dia akan menjadi jodoh kita. Mau percaya atau nggak.??? Buktikan aja sendiri !!! :P

Waktu itu, iseng-iseng aja. Entahlah gak tau kesambet setan darimana, dan waktu itu juga nggak sengaja mau memikirkan apalagi mempercayai mitos itu. Tapi seketika dan tanpa komando siapa pun, tiba tiba mengalir begitu lembut  di pikiran, begitu saja kamu hadir  dan seketika itu aku menyebut namamu... 
"Oooh, Kucingku!!!"     
*becanda
Hahahaha.....

Lanjuttt, mendaki selangkah demi selangkah, dengan memikul beban carrier 100 L di punggung dengan medan tanjakan seperti itu, ternyata lumayan berat juga. Kayaknya ada yang ikat ni kaki dari belakang. Badan saya yang tinggi besar pun rasanya mau ambruk ke belakang. Kalau mau jalan harus agak membungkuk untuk menyeimbangkan berat beban yang dipikul dengan kemiringan medan. 

(tanjakan cinta)

(beratnya memikul beban mendaki tanjakan cinta)

Nafas saya pun terengah-engah, baru berapa langkah istirahat. Langkah lagi istirahat lagi.  Begitu teruss. Sampai sudah setengah perjalanan, “hosh.. hosh.. hosh..”, *nelen ludah. Saya sudah tidak sabar lagi. “Nengok enggak? Nengok enggak?” Ahhh., cuma mitos. Hati-hati aja yang seperti itu bisa jadi syirik.  Kalau jodoh ya jodoh aja, sudah tertulis di lauful mahfudz. Nggak perlu pake percaya mitos, ramalan, zodiak, mencocokkan hari, dan sebagainya dan sebagainya. Setujuu???

Akhirnya saya pun tergoda dengan ada apa sebenarnya yang dibicarakan oleh orang-orang itu??? Dan seketika itu saya memutar leher ke belakang,

“Woouooooow, Subhanallaaaaahhhhhh.........................”  

Langsung dengan sigap dan cepat-cepat sy ambil kamera untuk mendokumentasikan moment keindahan ini. Sumpah kalau lihat yang sebenarnya jauuuhhh banget sama foto yang saya ambil di bawah ini. Kalau liat langsung akan bener-bener terasa seperti di dunia lain, nggak tau ini di mana?

“Excited bangett,” “Ini kitai dimana sih? Indonesia apa bukaan ???”
“Bukan deh kayaknyaa.!”

Setelah melongo, kagum, terpana. Akhirnya beberapa saat sadar. 

"Oh iya, baru inget kemaren habis makan bakso malang, berarti nggak mungkin lah kalau di Eropa!!!" :P hahahaha.........
  
Setelah mengabadikan beberapa foto kemudian perjalanan kami lanjutkan dan istirahat di atas bukit untuk membasahi tenggorokan kami yang kering sembari mengambil nafas yang terengah-engah dari tadi. Nih , hasil jepretan saya lagiiii. *gratiss


 (landskape via tanjakan cinta)

Setelah cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan. Baru berapa meter kami berjalan, kami dikejutkan lagi dengan suatu pemandangan luar biasa. Padang savana yang begitu luasnya. ”Oro-oro ombo.”

“Kita kayaknya nyasar ke afrika deh”, celetuk temen saya
“Tinggal kasih harimau, singa ama gajah Afrika, udah di Discovery Channel nih kita.” “Hahahaha.....” #LostInAfrica

Mahameru benar-benar menyuguhkan keindahan di segala sisinya tiada henti. Dari start, memasuki hutan tropis yang cukup lebat, danau nan indah seperti surga, yang sejuk sekaligus memanjakan mata, kemudian  tiba-tiba kami langsung dikejutkan dengan padang savana yang sebegitu luasnya. Dari kejauhan Puncak Mahameru pun menyembul dengan gagahnya di balik bukit itu.

Amazinngggggg............”

Benar-benar penuh kejutan dan tak terduga!!!. Gak tau kejutan apalagi yang sudah menanti di depan sana.


(oro-oro ombo)

( lost in africa )

Setelah menelusuri jalan setapak berdebu dan berpasir yang membelah padang Oro-oro ombo, dikelilingi rumput ilalang setinggi pinggang akhirnya kami sampai di pos peristirahatan, “Cemoro Kondang”. Di sini keliatan batas vegetasi, di mana kami kembali lagi masuk hutan. Disini kebanyakan didominasi cemara dan pinus yang cukup rindang.

Setelah memasuki hutan yang cukup lebat, dengan melewati jalan-jalan setapak yang banyak juga kita jumpai pohon-pohon tua yang sudah tumbang menghalangi jalan, menuntut kita harus hati-hati melangkah, melompati pohon-pohon besar dan kadangkala akar yang terjuntai panjang sedikit memaksa kami untuk lebih sigap, lebih awas dan lebih yakin melangkah dengan pasti agar jangan sampai terjegal akar pohon yang melintang. Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan mendaki akhirnya kami sampai di Pos Jambangan.

Dari sini nampak mulai jelas Puncak Mahameru yang berdiri dengan gagah dan penuh wibawa di sana. Setelah istirahat dan berfoto sebentar, perjalanan kami lanjutkan. Tidak sampai 1 jam dengan perjalanan agak menurun menuju suatu lembah akhirnya kami sampai di Pos Kalimati. Sepanjang perjalanan, kanan kiri jalan kita bisa lihat tumbuhan edelweis yang kebetulan waktu itu telah mekar di mana-mana.
Ohhh, alangkah anggun dan cantiknya dirimu wahai edelweissku...”
#JadiMendadakPuitisGini  Hahaha... 

Di depan sana dari kejauhan nampak lembah kecil yang menganga seperti bekas aliran sungai, ya kami sampai di “Kalimati”. Sungai yang sebenarnya lembah ini dulunya adalah aliran lahar Mahameru yang kini yang tersisa hanyalah endapan batu dan pasir di mana-mana. Di tempat ini lah kami akhirnya memasang tenda untuk kedua kalinya. Angin cukup kencang waktu itu ditambah suara-suara letusan-letusan Mahameru yang memang masih aktif sampai saat ini cukup menyeramkan. Sempat saya kira seperti suara pesawat, rasanya dekat sekali. Tapi mana mungkin di pegunungan gini ada pesawat.?? Hehe

Setelah mempertimbangkan arah angin yang datang, akhirnya kami memasang tenda dengan arah pintu keluar menghadap ke utara. Angin yang cukup kencang waktu itu dari timur/barat. Yah, supaya anginnya nggak masuk aja kalau buka tenda. #tips

(indahnya edelweis mahameru dari pos kalimati)

(tenda kami di pos kalimati)


Setelah tenda terpasang, kami langsung mengeluarkan kompor, nasting, dan tentunya logistik,
“Waktunya untuk memasaaakkkk!!!”. Hehehe.

Segera saja kami babat habis nasi pecel dengan lauk serundeng yang kami beli di pasar tumpang, di tambah secangkir besar kopi jahe hangat lumayan untuk  mengecharge tenaga kami yang sudah lowbatt.

Sore ini kami harus benar-benar beristiraahat dan mengumpulkan tenaga karena perjuangan yang sebenarnya baru mau dimulai.
“Baru mulaiii???”
“Hahhh??? Enelann???  Ciyyuusss....???? Miapahh???? #KoMendadakAlay
Nah kemarin???, truss tadi itu apa???” 
“ohhh tidaaaaakkkkkk....”
 “Itu sih baru pemanasanann...!!!” :p
"Lahhhh"    

Pendakian Mahameru yang sebenarnya adalah malam nanti. Perjuangan mewujudkan impian menjadi kenyataan berdiri di tanah tertinggi pulau jawa. Perhelatan hati, pikiran, bahkan pertaruhan nyawa. Hidup atau mati. #LebayAhh

Bukan kami berlebihan dan mengada-ada. Sebenarnya adalah terlarang dan ilegal melakukan pendakian sampai Mahameru. Pihak taman nasional cuma memberikan ijin sampai di Pos Kalimati. Selebihnya adalah bukan tanggung jawab Pihak Taman Nasional apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. Beberapa pendaki saling tanya satu sama lain

“Lo muncak nggak?” “Mau summit mahameru nggak?” “ Yakin mo ke sanaa???”

Dengar-dengar cerita, sudah puluhan korban yang hilang dan bahkan meninggal di sini. Banyak modus penyebabnya, ada yang jatuh masuk jurang, tersasar dan nggak kembali lagi. Dan yang sering adalah terhirup gas beracun, yang sewaktu-waktu dikeluarkan oleh kawah Mahameru yang masih aktif ini. Makanya dilarang berlama-lama berada di puncak karena gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berasa ini tidak bisa diketahui kedatangannya. Hanya saja kata orang-orang gas beracun ini menyembur pada siang hari di atas jam 8.00. Makanya kalau tidak sampai puncak di sebelum jam itu mending urungkan saja niat untuk melakukan pendakian sampai puncak. Karena terlalu besar resikonya, nyawa taruhannya.

“Muncak nggak yaa???” Pertanyaan itu berkelebat di pikiran saya. Kemudian kami serombongan diskusi dan rapat sebentar. Akhirnya sudah kami putuskan. Kami satu rombongan 8 orang menuju puncak Mahameru dengan segala resiko. Kami percaya kalau nyawa dan takdir berada di tangan Tuhan. Kalau nanti kami harus mati dan meninggal di sini, berarti itu sudah ketetapan takdir yang sudah terlulis dan tidak bisa kita rubah, harus ikhlas. Yang bisa kita lakukan adalah usaha yang terbaik bagaimana caranya bisa selamat, menyiapkan segala perlengkapan, dan tentunya kebugaran tubuh yang harus prima. Harus hati-hati dan yang utama adalah senantiasa berdoa supaya diberikan kesehatan dan bisa sampai dan kembali dari puncak dengan selamat.

Rasulullah pernah mengajarkan, “Kalau punya unta, serahkanlah kepada Allah. Tapi jangan lupa untuk diikat”. Artinya kalau punya hajad atau keinginan jangan gampang menyerah begitu saja dengan keadaan. Jangan menyerah menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. jangan lantas melepas untanya begitu saja tanpa diikat. Semua harus di usahakan. Allah telah menyediakan berbagai pilihan. Tinggal kitanya yang memilih, jalan yang mana yang akan kita tempuh itu terserah kita, yang di ridhoi atau jalan yang melenakan. 

Bukankah rezeki itu ada tiga, rezeki yang sudah ditetapkan semenjak kita lahir, rezeki yang kita punya sekarang, dan rezeki yang digantung atau ditangguhkan. Nah rezeki yang ditangguhkan inilah yang harus kita kejar dengan usaha, kerja keras, dan ikhtiar dengan sebaik-baiknya. Penuh dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian memang. Karena di dunia ini memang yang pasti adalah ketidakpaastian itu sendiri.

Disitulah sebenarnya kalau kita jeli dan memperhatikan dengan seksama, Sang Pencipta hendak mengajarkan kepada kita untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Untuk selalu belajar dan membaca. Bukan hanya membaca teks, tetapi membaca tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya. Untuk selalu bersyukur dan berikhtiar dengan sekuat tenaga semaksimal yang kita bisa. Dan mengenai hasil akhirnya semua harus ikhlas, sepenuhnya dikembalikan kepada-Nya.

Bagaimanakah kelanjutannya apakah kami semua bisa melewati ujian ini? Apakah kami bisa mewujudkan impian menginjakkan kaki di titik tertinggi tanah pulau jawa?. Nantikan di Mahakarya dari Yang Maha Cinta, “Mahameru” ( part 3).
Kaya sinetron-sinetron aja. Hehehehe..... #biarinah :P

Cukup segini dulu ceritanya. Bagian puncak cerita ini, perjuangan mewujudkan impian adalah setelah ini. Pertaruhan nyawa, hidup atau mati. Bersambung...

Labels

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

My Friends

My Twitter