Belajar adalah salah
satu komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Belajar tidak hanya berlaku dibangku sekolah atau pun di bangku kuliah saja. Lebih dari pada itu, belajar
bermasyarakat, belajar berorganisasai, bersosialisasi, serta mempelajari ilmu
kehidupan, itu jauh lebih penting dibandingkan belajar buku teks di bangku
sekolah/kuliah. Bukan berarti mengesampingkan pendidikan formal, tetapi pendidikan
informal pun juga harus dipelajari. Salah kaprah bila setelah selesai sekolah
atau lulus kuliah selesai juga belajar. Karena dalam hadist Rasulullah pun menerangkan
bahwa :
“Menuntut ilmu itu dari lahir sampai ke liang lahat.”
Artinya, sepanjang kita
masih bernafas, maka kita diwajibkan untuk belajar. Bila kita memutuskan berhenti untuk belajar berarti kita juga telah memutuskan untuk menemui kematian.
Berikut kisah singkat
yang sangat inspiratif yang patut disimak dan direnungkan pula hikmahnya. Tidak
berpanjang lebar berikut kisahnya:
*****************
Pada
suatu hari, ada seorang pertapa yang ingin membuat sebuah rumah. Selama
hidupnya, dia hidup di dalam sebuah gua yang kecil. Yang pertama dia lakukan
adalah turun gunung untuk membeli alat pemotong kayu di toko peralatan di kota
terdekat.
“Saya ingin pindah dari gua saya dan
bermaksud membuat rumah sendiri dari batang kayu”,
begitu
kata pertapa ini dengan bangga kepada pelayan toko. Lalu dia melanjutkan
penjelasannya,
“ Saya perlu alat pemotong kayu yang
paling baik, tidak masalah berapapun harganya.”
Pelayan
toko yang masih muda tersebut segera menuju gudang tempat penyimpanan alat-alat
yang dijualnya. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah alat
pemotong kayu yang tampak bagus dan mengkilap.
“Ini alat pemotong yang terbaik yang
ada di pasaran.”, kata pelayan itu dengan mantap.
“Dengan alat pemotong ini anda bisa
menebang kayu bagai pisau memotong mentega. Saya jamin dengan alat pemotong
kayu ini, pekerjaan memotong dan
menebang kayu yang memakan waktu
sebulan, bisa diselesaikan dalam waktu satu hari saja. Jika tidak terbukti,
saya berani mengembalikan uang anda dari kantong pribadi saya.”
Karena
si pertapa ini sangat tertarik dengan penjelasan pelayan toko tadi, maka dia
membeli alat tersebut. Lalu ia kembali ke gunung tempat dia bertapa.
Sebulan
setelah itu, ketika si pelayan toko sedang sibuk membereskan barang
dagangannya, ia mendengar suara teriak si pertapa.,
“Hei anak muda!!!! Saya datang untuk
mengembalikan alat pemotong kayu ini. Tolong kembalikan uang saya seperti janji
anda dulu.”
Si
pelayan toko memandang wajah tua si pertapa itu. Ia tertegun melihat penampilan
yang sudah tidak karuan. Si pertapa tampak seperti tidak tidur selama
berminggu-minggu. Pada pakaiannya tampak bercak darah dan keringat.
Kelihatannya dia telah bekerja setengah mati.
“A…a…a..apa yang terjadi dengan
bapak??? Wajah anda begitu memprihatinkan!!” Tanya pelayan toko
tergagap-gagap.
Dengan
sisa-sisa kekuatan yang ada padanya, si pertapa tua mengangkat alat pemotong
kayu ke meja penjualan. Sambil bersungut-sungut, ia berkata,
“Alat pemotong kayu macam apa yang
anda jual pada saya??? Katanya, alat pemotong kayu ini mampu menebang pohon
dalam sehari saja. Saya sudah menggunakan alat pemotong ini selama 30 hari,
tapi pekerjaan saya belum selesai juga. Seperti yang Anda janjikan, tolong
kembalikan uang saya.”
Si
pelayan toko yang merasa keheranan lalu minta maaf dan berkata,
“Tentu!!! Janji memang harus
ditepati. Tetapi, tolong coba saya periksa dulu alat penebang kayu ini. Siapa
tahu ada yang tidak beres.”
Lalu
si pelayan toko segera menarik tali yang ada pada alat penebang itu.
Kontan
saja alat itu berbunyi,
“B-R-R-R-R-R-R-R-R-R!!!!”
Saking
terkejutnya, si pertapa langsung terhempas ke belakang meja penjualan. Ia
merasa seakan mendengar bunyi peluru yang ditembakkan dari alat pemotong itu.
Lalu ia berteriak kepada pelayan toko,
“BUNYI APAKAH ITU???”
**************************
RENUNGAN:
“Seringkali kegagalan
bukan disebabkan karena minimnya kemampuan atau usaha kita untuk mengerjakan
sesuatu. Seringkali kegagalan disebabkan karena miskinnya pengetahuan yang kita
miliki. Kita telah menjadi orang yang sangat tidak mau belajar sesuatu.”
Inspired
by Life Execellent Center