Social Icons

Pages

Sunday, February 3, 2013

Narsis sebagian dari iman??! Gimana ceritanya? Apa hubungannya? Mungkin para pembaca sekalian bertanya-tanya akan judul yang agak nyeleneh di atas. Kalau “Kebersihan sebagian dari iman” iya. “Malu sebagian dari iman” sudah sering banget kita denger...Nahh ini???

Masa iya sih orang beriman itu narsis? Orangnya narsis di katakan beriman atau orang beriman itu punya satu sifat diantaranya narsis atau apa dengan narsis kita jadi beriman??? Lhahh?? Mana yang bener ini?

Sebentar dehh, sebelum bahas lebih jauh tentang narsis. Ngomong-ngomong apa itu narsis? istilah dari mana ni ya??   

Setelah coba tanya ke om google yang baik hati dan tidak sombong, karena mau-maunya di tanya-tanya apa aja, akhirnya ketemu juga. Nihh menurut wikipedia.com, narsis atau narsisme ( dari bahasa Belanda ternyata) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist)

Biasanya orang narsis ini suka eksis, Tiap liat kamera bawaan pose mulu. Nanti ujung-ujungnya di pamer-pamerin. Nggak di facebook dan twitter kerjaanya uplooad fotooo sampe timelinenya penuh dengan gambar foto dirinya sendiri (ya iyalah masa foto tetangga).

Hayoooo yang narsiss???

Nggak usah malu kalau emang narsis, saya sendiri, harus diakui suka foto. Tapi fotonya jelas, ada tujuan dan maksudnya ya ! Bukan karena nampang muka mejeng nggak jelas. Biasanya saya foto kalau ada moment tertentu buat mengabadikan moment tersebut. Misalnya pas lagi naik gunung, foto-foto di puncak gunung, pas jalan-jalan ke pantai, pas lagi berpetualang, nemu sesuatu yang unik dan rasanya perlu diabadikan. Jadilah berfoto ria supaya kita punya kenang-kenangan dengan tempat itu.

Ada yang salah dengan narsis dengan suka berfoto? Nggak tentunyanya, asal dengan catatan masih dalam batas wajar dan tidak berlebihan!

Kalau tiap hari minta foto, di mana-mana berpose, nggak di kamar, di mall, di jalan, di kamar mandi, masih juga berfoto. Ini jelas diluar kewajaran ya...

Memang apapun kalau berlebihan itu pasti ada mudhorotnya. Begitu juga kalau sudah mencintai dirinya berlebihan/ narsiss, akhirnya jadilah penyakit hati, menganggap dirinya sempurna, tidak bisa menghargai orang lain, suka dan berharap pujian. Tidak bagus tentunya kalau seperti ini. Sifat-sifat seperti inilah yang perlu dihindari.

Bagaimana kalau mencintai diri sendiri dalam batas yang cukup dan sewajarnya??! Nahh, ini justru sangat diperbolehkan dan diharuskan. Kenapa? Supaya kita jadi percaya diri dan tidak rendah diri. Kalau kita tidak mencintai diri sendiri bagaimana kita dicintai dan mencintai orang lain??? Setujuu??!!

Artinya ‘narsis’ itu boleh. Wong Allah aja Maha Narsis kok?!

Ehhh, maen-maen nih. Masa Allah SWT Maha Narsis? Yah iya lah. Justru hanya Dia lah yang sangat-sangat berhak untuk itu. Allah itu Maha Membanggakan Diri. Karena hanya Dia lah Yang Maha Menguasai dan Merajai. Sombong menjadi pakaiannya dan sudah sepantasnyalah karena hanya Dia dan tidak ada yang lain Yang Maha Berkuasa atas segala-galanya.

Bahkan Allah SWT waktu awal penciptaan manusia, pernah mem'bangga'kan manusia ( nabi Adam as ) di hadapan malaikat dan jin. Malaikat dan jin (iblis) pernah diminta bersujud di hadapan nabi Adam sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT. 

Apa ini bukan suatu kemuliaan bagi kita manusia. Artinya ada kelebihan dan keistimewaan yang dimiliki oleh manusia dibandingakan makhluk Allah yang lainnya dengan catatan jika ia berilmu dan memiliki ketaqwaan kepada-Nya.

Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al Mujadalah:11)

Saya tidak akan menarik kesimpulan dari tulisan ini. Jangan diterima mentah-mentah. tapi juga jangan juga buru-buru di tolak :)

Sekian.

Labels

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

My Friends

My Twitter