Bagaimana menilai suatu
benda berharga atau tidak, asli atau imitasi adalah dengan diuji. Contohnya berlian.
Batu yang banyak digemari karena keunikannya, langkanya, keindahan
warnanya dan kemurniaannya. Orang berani bayar mahal karena proses menjadikannya dari
sebuah batu sampai menjadi berlian yang berharga ini susah dan perlu waktu yang sangat panjang.
Saya tidak akan membahas
bagaimana terbentuknya berlian. Tetapi lebih bagaimana menguji
kemurnian dan keaslian dari berlian itu. Berlian yang asli tentu sangat berbeda
dengan berlian imitasi. Yang jelas berlian asli, biji berliannya saja
terbentuknya perlu waktu dan proses jutaan tahun belum pembuatannya menjadi sebuah berlian perlu waktu yang panjang dan tidak sembarangan.
Dibentuk dan dibuat sedemikian rupa sampai menjadi benar-benar sempurna.
Bagaimana mengetahui berlian asli atau imitasi?
Pertama, bisa dengan jarum
uji berlian. Gores berlian dengan jarum uji berlian. Kalau asli tidak akan
tergores karena berlian asli sangatlah keras, lebih keras dari apapun. Kalau tergores
berarti imitasi. Kemudian lihatlah kilau berlian. Kalau cahanya bening dan
berkilau sempurna kemungkinan besar asli. Kalau tidak berarti imitasi. Bagaimana
lagi? Dengan diamond tester, ukur berat jenisnya, dan masih banyak cara yang
lain untuk menguji keaslian berlian.
Menilai asli tidaknya berlian saja perlu di uji. Apalagi cinta? #Uhuukk
Dan bahkan segala sesuatu
di dunia ini memang harus di uji. Iya bukan hanya perlu tapi harus. Terlalu
banyak yang semu dan tidak jelas di dunia ini .
Cinta sejati juga kiranya perlu
di uji. Apakah asli atau kah imitasi? Apakah
cinta sejati atau cinta palsuu?
Bagaimana mengetahui cinta sejati atau palsu?
Cinta sejati jelas tidak sama dengan nafsu.
Kebanyakan yang kita lihat di film, di drama korea, lagu tentang cinta bukanlah
cinta sejati tetapi nafsu. Karena hasratnya untuk memiliki dan untuk kepuasan pribadi.
Cinta sejati itu memberi, menghargai bukan
memanfaatkan.
Cinta sejati tidak berorientasi pada fisik. Kalau
orientasi fisik, kemudian ada hal yang membuat keindahan fisiknyanya berkurang, tidak cantik/tampan lagi,
cintanya akan memudar dan hilang. Ini cinta palsu.
Cinta sejati tidak lekang di makan waktu dan jarak.
Kalau cintanya kemudian terpisah jarak dan waktu kemudian luntur maka itu adalah cinta
palsu.
Cinta sejati tidak bersyarat. “Aku mencintaimu jika....”
Cinta sejati tidak beralasan. “Aku mencintaimu
karena .... (fisik)”
Cinta sejati tanpa syarat tetapi tidak buta. "Aku akan tetap mencintaimu bagaimanapun kondisimu, walaupun kutau kekuranganmu...."
Dan kesejatian cinta sejati adalah cinta yang berdasar kepada Dzat yang abadi. Cinta kepada Allah
dan Rasulnya. Dengan cintanya berlandaskan iman dan akhlak karena Allah dan Rasulnya pastilah cinta itu kan selalu bersemi.
Sudahkah cintamu kau uji?