Semenjak diskusi malam itu, rasanya diri ini harus semakin banyak
lagi istikharah, mendekat erat ke Rabb Yang Menakdirkan dan Yang Maha Mengetahui
Kebaikan bagi setiap hamba-Nya, meminta
petunjuk dengan banyak-banyak berdoa, untuk mendapatkan mana yang terbaik.
Sebuah tugas berat dan juga terpenting sebagai seorang lelaki. Sebuah
pilihan sulit yang tidak bisa diputuskan sambil lalu. Tidak bisa di ulang dan hanya
boleh sekali seumur hidup. Jangan sampai salah memilih karena ketika sudah memilih maka
keputusan ini akan berlaku selamanya. Bahkan tidak hanya didunia tetapi
juga akan dimintai pertangggung jawabannya nanti di kehidupan yang kekal abadi yaitu kehidupan akhirat.
Apa ituu....??? Iya, tugas itu adalah
ketika harus memilih istri dan sekaligus memilihkan calon ibu buat anak-anak nanti :)
Sidang pembaca sekalian bisa
mengira-ngira arah tulisan ini akan berlanjut...???
Maaf ya buat para kaum hawa sekalian. Sudah
menjadi fitrahnya kaum lelaki itu adalah membanding-bandingkan di antara satu
calon dengan yang lain. Tidak puas hanya dengan yang satu, tetapi biasanya ada beberapa alternatif pilihan lain.
Ya meskipun ada juga beberapa yang fokus pada satu pilihan, tetapi kebanyakan juga memiliki beberapa pilihan meskipun tetap memiliki kecondongan ke yang
satu. Dengan si A atau si B? Menimbang-nimbang positif negatifnya, kebermanfaatan
dan kebaikannya untuk kehidupannya kelak..
“Laki-laki itu punya hak untuk memilih dan wanita juga punya hak
untuk menolak”.
Jadi buat kaum hawa jadikanlah
dirimu layak untuk dipilih. Dan untuk kaum lelaki dewasalah ketika memilih. Jangan
egois dalam memilih pasangan. Karena ada hak untuk calon anak-anakmu kelak
yaitu berhak mendapatkan seorang imam dan ibu yang terbaik.
Ada orang bijak pernah berkata,
“Jika seorang
pria itu dipilih karena kedewasaannya maka seorang wanita dipilih karena kesiapannya.”
Terlepas dari itu, sebagai seorang
muslim tentunya ada yang harus dijadikan pegangan yaitu sebaik-baik tuntunan
Rasulullah SAW, bahwa dalam memilih pasangan yang perlu utamakan adalah agamanya, supaya
kamu jadi orang yang beruntung.
“Wanita itu dinikahi karena 4 hal, karena kecantikannya, karena
hartanya, karena nasabnya, dan karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya
karena agamanya supaya kamu beruntung.
Dalam sebuah buku psikologi yang
pernah saya baca menyebutkan bahwa, laki-laki dan wanita itu sangat berbeda.
Lelaki itu berpikir dengan mengedepankan logika sedangkan wanita lebih ke
emosi. Lelaki itu butuh pertimbangan dari banyak hal dan tidak cukup sebentar
dalam memutuskan sesuatu. Iya, memang butuh waktu lama, tetapi tatkala ia sudah
mendapatkan sebuah keyakinan itu, tidak
akan ada yang akan menghentikannya. Biarpun harus mendaki gunung tertinggi atau
menyelami laut terdalam sekalipun semua akan ia lewati. #halahh.
Lalu bagaimana dengan wanita? kalau
wanita kemungkinan ia lebih emosional atau mengedepankan emosi. Ia akan
memutuskan sesuatu sesuai apa yang ia rasakan saat itu. Jadi seringkali wanita
itu gampang banget dibikin emosinya naik dan turun. Gampang bahagia tetapi juga
sekaligus gampang nangis. Betul nggak sih??? karena itu lah Allah menciptakan
manusia saling berpasang-pasangan karena secara fitrah keduanya saling
membutuhkan. Dan Allah juga telah menjadikan laki-laki adalah sebagai imam
(pemimpin) bagi kaum wanita karena telah Allah lebihkan sebagian mereka (laki-laki) diantara sebagian yang lain (kaum wanita). ( An-Nisa:34)
Kembali lagi lagi ke topik. Selain aspek agama, visi hidup dan kecocokan hati, ada hal yang lain yang tidak kalah
penting ketika dalam memilih pasangan, hal itu adalah ridho orang tua. Setelah
menemukan seseorang yang dirasa cocok maka
tugas selanjutnya adalah meminta keridhoan orang tua. Karena menikah tidak
cukup hanya menyatukan dua insan tetapi juga menyatukan dua keluarga.
Seandainya dalam proses pranikah saja tidak klop maka jangan sampai untuk dipaksakan. Karena badai setelah pernikahan jauh lebih dahsyat ketimbang proses pranikah. untuk itu harus sedia ilmu dan kesiapan untuk menghadapinya. Belajarlah jadi pasangan yang bisa dijadiakan tempat berpegangan antara satu dengan yang lainnya.
Ada beberapa tipe orang tua dalam
memperlakukan anaknya. Ada yang menyerahkan semua keputusan kepada sang anak. Ada
juga yang mungkin memiliki kriteria yang diinginkan oleh orang tua terhadap
sang calon. Tentunya ini sah-sah saja, tidak ada larangan untuk itu.
Ketika mendapati orang tua dengan tipe
yang pertama tentunya ini keberuntungan karena tidak ada halangan lagi rasanya
untuk segera melangsungkan pernikahan. Ada 3 hal yang harus disegerakan dan nggak boleh ditunda-tunda
kata Rasul, yaitu membayar hutang, mengebumikan jenazah, dan satu lagi adalah
menikah. Kalau 3 hal ini tidak segera dilakukan, maka akan ada mudhorot yang ditimbulkan.
Lalu bagaimana jika mendapati
orang tua kita adalah tipe yang kedua? Ini bukan pula keberuntungan tetapi juga
bukan sebuah kerugian, kita hanya perlu usaha yang lebih dari biasa. Karena sebenarnya
semua orang tua pada prinsipnya sama, hanya ingin yang terbaik untuk
anak-anaknya. Kalau orang tua menghendaki kriteria sang calon semisal harus yang
satu suku, satu etnis, atau satu lingkungan yang dekat misalnya. Maka sepatutnya
kita menghargainya. Meskipun tidak ada dalam agama ajaran seperti itu, tetapi berhubung
orang tua yang menyampaikan haruslah di hormati. Jangan menolak tetapi jangan
juga mengiyakan.
Jangan sampai memaksakan kehendak,
karena ketika orang tua tidak ridho dan kita tetap memaksakan diri, berhati-hatilah
karena tidak ada sesuatu akan menjadi baik dan berkah jika orang tua tidak
merihoi.
“Ridhaallah biridhal walidain.” Ridha Allah SWT tergantung ridho
orang tua.
Semua perlu proses, tatkala ada masalah dalam perjalanan menuju
pernikahan itu adalah hal yang wajar. Yakinlah setiap masalah yang datang akan membuat kita menjadi lebih kuat dan dewasa. Semoga Allah SWT meringankan langkah
kaki kita menuju dalam kebaikan.
Menutup tulisan kali ini ijinkan
saya mengutip 2 nasehat bijak bagi pembaca yang tengah dalam
penantian.
"Yakinlah engkau wahai lelaki,
Palaut yang handal tidak akan dihasilkan dari laut yang tenang. Ketika Allah
memberimu masalah bertubi-tubi, sesungguhnya Dia bermaksud untuk menguatkanmu
menjadi seorang imam (pemimpin) yang tahan uji."
"Begitupun engkau wanita. Yakinlah,
ketika Allah memberimu airmata selama penantian, sesungguhnya Dia sedang
mempersiapkanmu menjadi seorang istri yang lebih tangguh dalam menghadapi cobaan."
Sekian.