Suratul fatihah bagi kita umat muslim adalah ibarat makanan
sehari-hari yang tidak akan pernah lepas. Bagaimana tidak, minimal 17 kali setiap
hari kita melafadzkannya. Bacaaannya pun rasanya begitu lekat dengan lidah kita.
Dengan otomatis lafadnya keluar begitu saja biar kita sedang ngigau sekalipun, Karena saking seringnya dibacakan setiap hari dan berulang-ulang. Misalkan kalau
dihitung-hitung mulai sejak kecil kita sholat sampai sekarang, misalkan mulai sholat pada umur 10 tahun saja dan usia kita sekarang anggap 25 tahun. Di buat gampang aja setiap hari
sholat 5 waktu. Itu saja, minimal kita sudah membaca surat alfatihah sebanyak 15 x 12 x 30 x 17 kali = 91800 kali.
Begitu seringnya lidah kita mengucapkan sebuah surat yang
berisi 7 ayat diulang-ulang ini. Mungkin karena saking seringnya dan sudah hafal
diluar kepala, kebanyakan dari kita malah membacanya sekali nafas tanpa spasi
dan seakan-akan ingin cepat-cepat menyudahi bacaan surat Al-Fatihah
tersebut. Padahal kalau dicermati, dalam setiap ayat demi ayat dalam surat Al-fatihah ini Allah Awt sedang berdialog
dengan kita.
Sadarkah bacaan-bacaan yang kita ucapkan adalah merupakan
sebuah doa sekaligus pengharapan kepada Rabb Yang Maha menguasai Alam Semesta ini??!
Amal pamungkas yang selalu kita harapkan menjadi penolong
kita di yaumul akhir nanti??!
Amalan yang jika itu baik, maka baik pula seluruh
amal yang lainnya??!
Apakah kita sudah menghayati setiap bacaan dalam setiap
sholat kita selama ini??!
Dalam sebuah Hadist Qudsi, Allah SWT berfirman:
“Aku membagi
Al-Fatihah dalam shalat menjadi 2 bagian, untuk Aku dan untuk hamba-Ku.”
Artinya 3 ayat pertama sebelum Iyyaka Na’budu Wa iyyaka Nasta’in adalah hak Allah, dan
tiga ayat
sesudahnya adalah urusan hamba-Nya.
Ketika kita mengucapkan “Alhamdulillahirabbil’alamin”." Allah menjawab: “Hamba-Ku telah memuji-Ku”
Ketika kita mengucapkan “Ar-Rahmannir-Rahim”.
Allah menjawab: “Hambaku telah mengagungkan-Ku”
Ketika kita mengucapkan “Maliki
yaumiddin”. Allah menjawab: “Hamba-Ku
memuja-Ku.”
Ketika kita mengucapkan “Iyyaka
na’budu Wa Iyyaka Nasta’in”. Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.”
Ketika kita mengucapkan “Ihdinash
Shiratal Mustaqim, Shiratalladzina An
‘Amta ‘Alaihim Ghairil Maghdubi ‘Alaihim Waladdzalliin.” Allah menjawab: ”Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku
dan akan Aku penuhi yang ia minta.” (H.R. Muslim dan Al-Tirmidzi)
Berhentilah sejenak setelah membaca setiap ayat. Hayatilah
ayat demi ayat dan rasakan betapa
indahnya jawaban Allah SWT, karena Dia sedang berdialog dengan kita, hamba-Nya.
Allah menjawab ucapan dan doa-doa kita.
Apa ada yang lebih indah dunia ini selain doa-doa yang
kita panjatkan diberikan jawaban oleh yang Maha Mengabulkan Setiap Doa dan Permintaaan???
Selanjutnya jangan lupa tutup dengan mengucapkan “Aamiinnn” dengan ucapan yang lembut dan lirih. Sebab malaikat pun
mengucapkan “Aamiinnn” yang sama
dengan kita.
“Barang siapa yang
ucapan “Aamiinnn-nya” bersamaan dengan ucapan
“Aamiinnn-nya” malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya.” (H.R.
Bukhari, Muslim, Abu Daudm dan An-Nas)
Sekian. Semoga bisa menjadi perenungan terutama buat penulis..
Salam
sumber: Pengajian Umum Masjid Baitul Hijrah, Tanjungpandan, Belitung
oleh Ustadz. Muhammad Tarmidzi,S.E