Pernahkah pikiran dan hatimu selalu tertuju kepada
seseorang?
Yang saat sendiri
ataupun di keramaian, yang ada di pikiranmu hanyalah namanya
Atau pernahkah hatimu merasakan sakit ngilu, karena kerinduan
ingin bertemu dengan seseorang itu?
Seseorang yang selalu kau sebut–sebut namanya.
Membuatmu tak bisa tidur nyenyak. Pikiranmu dibuat tak berhenti bekerja capek karena
memikirkannya
Mencari-cari informasi apapun tentang dirinya. Bahkan sampai
mengawasi setiap aktivitas dan gerak-gerik yang ia lakukan
Berharap-harap, membayangkan kehidupan bersamanya. Dengan itu
saja hatimu sudah merasakan kebahagiaan tiada terkira
Yang sekedar menerima balasan smsnya sudah membuatmu senang
bukan kepalang.
Bahkan ketika namanya disebut dan terdengar di telingamu saja sudah membuat
hatimu bergetar!
Jika kau pernah merasakan itu semua. Itulah “Desir-Desir Cinta”.
Dan Sesungguhnya kelak kita akan dikumpulan dengan
orang-orang yang kita cintai. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mencintai
seseorang. Pastikan kita mencintai orang-orang yang benar dan layak untuk kita
cintai.
Jika seseorang itu ialah lelaki/ wanita pujaan hati anda, pasangan
anda, itu adalah fitrah. Ya fitrah manusia yang dikaruniai rasa cinta dalam
hatinya.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).” (QS.
Ali-Imran (3): 14”)
Tetapi ingat! Jangan
sampai menjadikan kecintaan kita kepada seseorang melebihi rasa kecintaan kita
kepada “dia”. Dia yang lebih pantas dan yang berhak untuk kita cintai melebihi
siapapun!
Siapakah dia? Dia bukan pasangan kita, bukan ibu kita, bukan
ayah kita, bukan saudara, anak atau keluarga kita. Lantas siapa? Sesosok
manusia yang berhak dan semestinya
menjadi orang yang paling kita cintai. Dia adalah manusia paling mulia, orang
paling berpengaruh nomor satu di dunia, sebaik-baik suri teladan yang wajib
kita contoh dan ikuti karena akhlaknya yang terpelihara. Dia tidak lain adalah Rasulullah Muhammad
SAW.
Allahumma Salli ‘ala Muhammad Wa’ala ali Wasallim. Semoga
shalawat dan salam selalu tercurah kepada beliau.
Manusia paling mulia yang membawa zaman kegelapan ke zaman
terang benderang dengan cahaya Islam
Manusia yang semenjak lahir sudah kehilangan ayah dan usia 6
tahun sudah kehilangan ibundanya dan ia tetap sabar
Manusia yang semenjak kecil sudah menunjukkan kualitas
akhlaknya yang mulia dengan tutur katanya yang menawan
Manusia yang tak kenal lelah memperjuangkan islam di tengah
terpuruknya zaman yang terkenal jahiliah kala itu
Manusia yang menunjukan jalan yang lurus, jalan kebenaran.
Namun ia malah mendapatkan balasan lemparan batu dan kotoran, dan ia tetap
tegar
Manusia yang turun ke medan peperangan dan mempertaruhkan
jiwanya sampai terluka sekujur tubuh dan wajahnya demi tegaknya agama Islam
Manusia yang di detik-detik menjelang wafatnya, masih saja memikirkan
umatnya.
Yang ia dalam sakaratul maut dan menahan sakit yang luar
biasa ia masih berdoa untuk umatnya
Bahkan menjelang ruh terlepas dari raganya kata terakhir
yang ia ucapkan adalah, “Umatku. Umatku. Umatku.”
Sungguh, begitu besar kecintaan nabi kepada kita umatnya
yang bahkan kita belum tentu untuk mencintainya
Begitu besarnya kecintaan nabi kepada kita yang berjarak
ribuan tahun darinyaa.
Kecintaan yang begitu dalam kepada kita yang justru sering untuk mengelak untuk mengikuti sunnah-sunnahnya
Apakah pantas orang seperti ini tidak mendapatkan porsi
terbesar untuk kita cintai???
Jika bukan karena nabi, mungkin kita tidak akan mengenal indahnya
ajaran islam
Jika bukan karena nabi, mungkin bagi anda para wanita akan
di bunuh ketika lahir
Jika bukan karena nabi, kita tidak akan mendapat keberkahan
dan syafaat dari beliau
Apakah pantas orang seperti ini tidak mendapatkan porsi
terbesar untuk kita cintai?
Mari kita perbanyak bershalawat kepada beliau yang
syafaatnya kita nanti-nantikan di yaumul akhir. Satu-satunya yang kita harapkan
menjadi penyelamat di akhirat nanti.
Selain mangaguminya, bershalawat untuknya, berusaha mengamalkan dan mengikuti
sunnah-sunnahnya hendaknya kita juga mencintainya lebih dari siapa pun.
Karena sesungguhnya seseorang akan berkumpul dengan siapa
yang dicintainya. Dan semoga dengan mencintai nabi, insyaallah kelak kita juga
dikumpulkan bersama beliau dalam surga-Nya.
Aamiinn...
.