Tulisan ini saya buat sebagai bentuk keprihatinan atas
bencana banjir yang melanda ibukota Jakarta akhir pekan ini. Semoga bagi para
korban diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian ini.
“Setiap kejadian itu
pasti ada hikmahnya” kata yang paling sering kita
dengar kalau pas ada kejadian yang nggak enak begini.
Iya banjir itu memang nggak enak. Banjir itu bikin menderita
dan menyakitkan.
Jadi ingat, beberapa bulan lalu sewaktu masih kontrak
dan kuliah di Jakarta, saya juga sempat merasakan banjir. Akibat hujan deras beberapa
jam, membuat air masuk ke rumah karena got yang mampet dan tidak bisa lagi
meneruskan jalannya air. Tingginya mungkin cuma 10-20 cm. Tapi itu efeknya
sudah bikin menderitanya luar biasa. Perabotan terendam air, alat-alat
elektronik rusak, buku-buku terendam, kasur terendam. Belum airnya yang kotor
dan bau masuk kedalam rumah. Ngebersihannya sudah setengah mati. Jadi nggak
bisa tidur, besoknya badan jadi bentol-bentol merah, gatal, dan akhirnya jadi
sakit dan alhasil nggak masuk kuliah.
Sangat-sangat tidak mengenakan. Itu baru genangan air
yang kecil dan paling nggak sampe sejam. Jadi nggak kebayang bagaimana ribuan bahkan
mungkin jutaan warga Jakarta yang kebanjiran sampai beberapa hari. Sampe selutut
dan sedada malah...
“Ya Allah, berikanlah
kesabaran dam kekuatan kepada mereka yang tertimpa musibah. Semoga ujian ini
menjadikan warga Jakarta semakin kuat dan semakin tabah dalam menghadapi hidup
ini”
Semoga dari bencana banjir ini pun kita semua bisa
instrospeksi diri. Jangan sampai kita cuma mengkritik dan menyalahkan sana
sini, menyalahkan pemerintah, menyalahkan cuaca, banjir kiriman, dan sebagainya, apalagi sampai
menyalahkan hujan.
Hujan itu rahmat dari Yang Kuasa.
“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan....” (QS: Qaf-6)
Kenapa bisa banjir, karena kita sendiri yang
membuatnya seperti itu, bisa secara langsung dan tidak langsung. Jangan salahkan
alam. Karena alam itu akan memberikan sesuai dengan apa yang kita beri.
Setiap orang juga pasti
tau kalau buang sampah itu pada tempatnya, bukan di kali atau sungai. Yang namanya
ruang terbuka itu harus ada. Tanah jangan di beton semua. Hutan jangan ditebangi,
dan sebagainya dan sebagainya. Anak SD pun tau itu..
Sebatas tahu dan mengerti ternyata tidaklah cukup. Sering kita berpikir,
“Ahh, tidak apa-apa buang sampah sembarang,
lagian cuma platik kecil doang”.
Eh, ternyata yang berpikiran seperti itu bukan cuma kita,
buktinya banyak sampah tidak pada tempatnya.
“Ahh, tidak apa-apa kalau nebang satu batang
doang, masih banyak pohon yang lain.”
“Ahh, tidak apa-apa,
buang sampah ke selokan, cuma sampah kertas kecil juga...”
Coba bayangkan kalau semua berpikiran
seperti itu, yakin lah pasti sampah bakal menumpuk, hutan-hutan pada gundul dan banjir pun tidak bisa
dihindarkan.
Biar kecil dan sedikit kalau itu negatif pasti juga akan ada dampak
negatifnya. Sayangnya yang negatif-negatif ini biasanya lebih banyak dari pada yang
positif.
Lalu pertanyaanya apa yang harus kita lakukan? Kalau kita punya jalan solusi untuk mengatasi banjir ini yang sampaikan kepada yang berwenang. Jangan hanya cuma mengkritik tanpa bisa memberikan solusi. Kita juga jangan lantas berdiam diri jadi penonton. Setidaknya kita bisa lah melakukan aksi-aksi positif, ya meskipun itu kecil,pasti akan memiliki efek bagi kehidupan di sekitar kita. Setiap kejadian yang menimpa itu, karena ada kejadian-kejadian yang lain yang saling berkaitan dan berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Mulai dari hal yang kecil, buang sampah pada tempatnya. Mulai dari yang kita bisa, membantu meringankan korban bencana misalnya, bisa dalam bentuk tenaga, bantuan bahan makanan, uang atau apapun. Ya paling minimal adalah doa
"Ya Allah, semoga Engkau menjadikan bencana ini sebagai ujian yang akan membuat kami semakin taat dan mendekat kepada-Mu"
"Dan semoga Engkau menjadikan derasnya hujan ini bukan sebagai adzab. Namun,
turunkanlah hujan ini sebagai rahmat
yang senantiasa membawa manfaat bagi kami. "
Aamiiinn.....