Halo sidang
pembaca sekalian? Lama nggak posting nih ke blog ini, jadi kangen :) Harap
maklum aja, akhir-akhir ini lagi kejar
target setoran jadi masih kacau management waktunya #soksibuk :P hehe
Kali ini saya
mau share aja, catatan yang saya dapatkan saat mengikuti kuliah subuh
beberapa waktu yang lalu.
Materi yang
sangat menarik dan menginspirasi, yaitu tentang orang yang bangkrut, disampaikan oleh ust @condro_triono
Siapa orang
yang bangkrut itu? Kata ustadz membuka materi kuliah subuh kala itu. Ayo coba
kita jawab dulu. Orang yang bangkrut itu mungkin menurut kita adalah orang yang
merugi harta benda, misalnya dalam bisniss yang paling gampang diliat. Keluar modal 10
juta, yang balik hanya 1 juta. Ini bangkrut namanya..
Dalam sebuah hadist,
Rasulullah ternyata juga pernah bertanya kepada para sahabat dengan pertanyaan
yang sama,
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Kata Rasul. Para Sahabat pun menjawab ”Orang
bangkrut menurut kami ialah orang yang sudah habis hartanya, sudah habis
dinarnya, dan sudah habis kenikmatan-kenikmatannya”.
Lalu apa
kata Rasul? Apa benar jawaban dari sahabat tadi? Ternyata jawaban menurut kita
dan para sahabat ini salah. Bukan seperti itu ternyata.
Rasulullah
pun berkata:
“Sesungguhnya orang bangkrut di antara
umatku ialah yang datang mengahadap Allah
SWT di hari kiamat kelak dengan membawa amal yang penuh tetapi amal kebaikannya terkikis oleh
dosa-dosa yang dibuat ke orang lain”
Mengantongi
amal yang penuh tetapi kok terkikis? Bagaimana bisa?
Dalam suatu
riwayat, diceritakan bahwa di pengadilan akhirat nanti ada sekelompok orang
yang sudah mengantongi amalan-amalan
yang banyak seperti pahala-pahala salat, puasa, zakat, haji, dan amalan sunnah
lainnnya yang telah ia kumpulkan selama hidup di dunia. Tinggal selangkah lagi
masuk surga. Tiket surga sudah ditangan kalau bisa diibaratkan.
Tetapi dalam
perjalanan ternyata ada batu sandungan yang
menghalangi untuk menuju kesana. Ia adalah dosa-dosa yang telah ia lakukan
kepada orang lain tetapi belum sempat untuk meminta maaf kepadanya dan orang tersebut tidak ridho
atasnya. Maka berhati-hatilah, bisa jadi orang kita dzalimi tersebut akan
menuntut kita atas keburukan yang kita lakukan sewaktu hidup di dunia.
Kesalahan
yang dilakukan walaupun kecil, tetap saja dosa dan akan dimintain pertanggungjawaban
di pengadilan Allah Swt. Di pengadilan dunia mungkin bisa lolos, tetapi tidak
akan ada yang bisa kececer walau sekecil biji zharah pun. Semua pasti akan diadili dengan seadil-adilnya di pengadilan akhirat Allah Swt nanti.
Dalam hadist
yang sama Rasulullah menyebutkan ada 5 dosa yang mengakibatkan amalan atau
pahala yang kita kumpulkan jadi terkikis, yaitu tidak bisa menjaga hubungan baik dengan sesama, suka mencaci, menuduh/ fitnah,
memakan harta/ korupsi, mengalirkan darah, dan memukul atau aniaya ke orang
lain.
Contoh kecil.
Misal kita suka mencaci, atau menghina
orang dan orang itu tidak ridho dan kita belum meminta maaf atasnya. Lalu seperti apa peradilannya diakhirat? Bagaimana cara menebusnya?
Dalam
hadist dengan riwayat yang sama diberikan jawaban, maka dari amalan kebaikan yang
telah kita kumpulkan, misalnya pahala sholat akan diberikan ke orang yang kita
dzalimi. Itu baru dosa yang pertama lalu bagaimana jika kita juga mengerjakan dosa yang kedua, dan dosa-dosa
yang selanjutnya, seperti sering menyebarkan berita bohong, suka menggosip, korupsi, memakan uang rakyat, menipu, dan sebagainya.
Maka akan
diambillah amalan kebaikan kita yang lain, pahala puasa kita, pahala qiyamulail kita akan
diambil, pahala zakat kita, sedekah kita akan diberikan kepada orang-orang yang yang telah kita dzalimi.
Lalu
bagaimana jika saking banyaknya orang yang telah terdzalimi dan amalan pahala
kita telah habis. Dalam hadist ternyata juga sudah ada jawaban dan jawabannya
sangat mengerikan.
“.....Jika pahala-pahala kebaikannya habis sebelum
semua yang menjadi tanggungannya terhadap orang-orang dipenuhi, maka akan
diambil dari keburukan-keburukan orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya;
kemudian dia pun dilemparkan ke neraka.” (H.R Muslim )
Naudzubillahimindzalik..,
Ternyata akan sia-sia saja jika hanya bagus dalam beribadah kepada Allah (hablumminallah)
kalau hubungan dengan sesama tidak baik.Sungguh penyesalan dan keputus-asaan yang dideritanya
tidak terkira akibat dari dosa-dosa
kesalahan kepada orang lain.
Apa artinya
sholatnya kenceng, umrahnya berkali-kali, puasanya sering, tetapi hablumminnnasnya
rusak. Percuma
mengumpulkan amalan ibadah ritual sebanyak-banyaknya. Akan habis dan
bangkrut bila tidak bisa menjaga hubungan baiknya dengan sesama.
Semoga kita dijauhkan dari dosa-dosa besar dan juga
dosa-dosa kecil yang bisa mengikis amalan-amalan yang telah susah payah kita
kumpulkan selama hidup di dunia ini.
Semoga kita juga tidak hanya bersemangat dan bagus
dalam ibadah hablumminallah tetapi juga bagus dalam menjaga hubungan baik dengan
sesama atau habluminannas
Semoga menjadi perenungan terutama buat penulis khususnya.
Sekian